9 Tips Mengatasi Stres Single Parent, Wajib Tahu Moms!

Perjalanan menjadi orang tua tunggal atau single parent memang bukanlah perjalanan yang mudah. Terlebih lagi, proses yang menjadikan Moms seorang orang tua tunggal sering kali merupakan situasi yang stressful, misalnya mengalami kematian pasangan, perpisahan, atau perceraian. Moms mungkin masih merasa berduka, marah, sedih, frustrasi, takut, khawatir, merasa bersalah, kaget, menyesal, malu, atau berbagai perasaan lainnya. Namun, semua rasa itu sebenarnya masih wajar untuk dirasakan. Seolah belum sempat pulih dari peristiwa tersebut, Moms sekarang dihadapkan dengan peran dan tanggung jawab baru sebagai single parent.

 

Mengasuh anak sendiri bisa menjadi tantangan untuk Moms dalam berbagai kondisi. Ketika menjadi single parent, tantangan tersebut bisa terasa lebih sulit. Semakin banyak tanggung jawab dan peran yang harus dijalani seorang diri. Beban yang dipikul sebagai single parent menjadi lebih tinggi. Belum lagi tantangan dari aspek finansial, harus juggling antara karir, pekerjaan rumah, dan pengasuhan anak. Belum tuntas dengan beban emosional diri sendiri, namun Moms tetap harus mendampingi anak dengan emotional baggage-nya terkait perpisahan dengan salah satu orang tua, hingga mengalami perasaan terasing dari lingkungan sosial. Berbagai kondisi ini rentan memicu stres dan kelelahan, sehingga berdampak ke pola asuh yang Moms atau Lemoparents lakukan.

 

Kemampuan mengelola stres menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri dan anak. Saat Lemoparents mampu mengelola stres dengan baik, Moms merasa lebih berdaya dalam menghadapi situasi sulit. Berikut ini beberapa cara yang dapat Moms lakukan untuk mengelola stres dalam menjalani peran sebagai single parent:

 

Mencari Bantuan



Sumber: Freepik/picture by freepik


Tips mengatasi stres single parent yang pertama adalah mencari bantuan. Support system atau bantuan yang baik membantu Lemoparents dalam melewati masa-masa sulit. Moms dapat mencari bantuan ke keluarga, kerabat, sahabat, teman, dan sebagainya. Diskusi dengan sesama single parent membantu Moms merasa tidak sendirian di perjalanan ini. Moms mungkin memerlukan bantuan professional untuk membantu mengatasi berbagai beban emosi yang dirasakan.

Beradaptasi

Berikan waktu bagi Moms menyesuaikan diri dengan perubahan besar yang terjadi di hidup saat ini. Apapun yang dirasakan saat ini adalah hal yang wajar. Akui perasaan tersebut, sadari perasaan tersebut hadir di dalam diri. Ini merupakan langkah awal untuk proses pemulihan.


(Baca Juga: Begini Panduan Nutrisi dan Pola Makan yang Tepat untuk Anak)


One Step at a Time



Sumber: Freepik/senivpetro


Di hari-hari pertama, jangan taruh ekspektasi yang tinggi pada diri sendiri dan anak. Mencoba melalui satu hari saja kadang terasa sulit. Ada banyak hal yang tidak perlu Lemoparents putuskan saat itu juga. Kerjakan satu persatu, coba untuk fokus pada apa yang paling urgent dulu. Minta bantuan jika anda kewalahan mengatasi semuanya.

Be Kind to Yourself

Jangan lupa untuk menjaga dan merawat diri sendiri. Lemoparents perlu sehat lahir dan batin untuk dapat memberikan pengasuhan yang baik bagi anak. Melakukan pola hidup sehat, seperti makan makanan sehat hingga istirahat yang cukup. Jika Moms merasa belum mampu mengasuh anak 100 persen, tidak ada salahnya meminta bantuan. 


Dalam situasi sulit seperti saat ini, sangat mudah menyalahkan diri sendiri ketika Moms tidak “berfungsi” sebagai mana biasanya atau ketika hal tidak terjadi sesuai harapan. Ingat, Lemoparents bukan superhero yang bisa melakukan semuanya sendiri. Be kind to yourself, hargai setiap usaha sekecil apapun yang dilakukan.

Ciptakan Rutinitas



Sumber: Freepik/picture by tirachardz


Hari-hari Moms akan terasa lebih nyaman ketika tahu apa yang harus dilakukan. Ya, situasinya memang kondisi saat ini berubah. Namun, sebaiknya tetap dapat ciptakan rutinitas yang sama untuk menjaga keteraturan. Makan pada waktunya, berusaha memiliki jadwal tidur seperti biasa, dan sebagainya.

Fokus

Tips mengatasi stres single parent yang berikutnya adalah fokus pada apa yang dapat dikendalikan. Banyak hal terjadi di luar kuasa. Simpan energi untuk fokus pada hal yang dapat dikendalikan. Misalnya, Lemoparents tidak dapat mengontrol bagaimana relasi anak dengan mantan pasangan. Namun, fokus kepada bagaimana proses co-parenting yang akan dilakukan bersama mantan pasangan.


(Baca Juga: Ketahuilah 4 Bahaya Membentak Anak, Lemomoms Harus Tahu!)

Selalu Ada Pilihan



Sumber: Freepik/picture by senivpetro


Bahkan dalam situasi tersulit sekalipun, di mana Lemoparents merasa sudah tidak ada lagi cara untuk mengubah situasi tersebut, Moms masih memiliki pilihan bagaimana untuk merespon terhadap situasi yang sedang dihadapi.

Fokus pada Kekuatan 

Moms akan merasa lebih percaya diri dan lebih tangguh ketika bisa mengenali kelebihan yang dimiliki. Ingat, Lemoparents berhasil mengatasi berbagai tantangan di masa lalu. Jika Moms sudah berhasil melangkah sejauh ini, untuk sampai di titik ini, you should be proud of yourself.

Optimis Menyambut Masa Depan



Sumber: Freepik/picture by cookie_studio


Kehidupan seperti apa yang ingin Moms jalankan di masa depan? Ciptakan mimpi tersebut, jadikan sebagai tujuan, perlahan-lahan Moms dan anak bergerak mewujudkannya.


(Baca Juga: Rayakan World Gratitude Day, Terima Kasih Kepada Semua Ibu yang Sudah Berjuang Sejauh Ini)

 

 

Perjalanan menjadi single parent bisa jadi penuh tantangan. Namun ini bisa menjadi kesempatan bagi Lemoparents untuk menata kembali kehidupan, menciptakan tujuan baru, dan berusaha meraih berbagai harapan dan mimpi-mimpi yang baru.


Privacy Notice

Ikuti media sosial kami