Ini 5 Alasan Penting Kenapa Kamu Tidak Boleh Mudik di tengah Pandemi Coronavirus

Berbagai kebijakan dan peraturan diterapkan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan himbauan untuk tidak melakukan mudik Lebaran 2020 yang semakin dekat.

banner consideration shipping bg blue

Namun, setelah penerbangan dibuka kembali, Bandara Soekarno Hatta dipadati oleh calon penumpang sejak 14 Mei 2020 lalu. Calon penumpang diharuskan menunjukkan berkas kelengkapan perjalanan tambahan seperti surat tugas dari perusahaan tempat ia bekerja dan surat keterangan bebas Covid-19.
Mengingat kondisi saat ini dimana pasien positif Covid-19 masih terus bertambah, apakah bijaksana melakukan perjalanan ke luar kota seperti mudik? Ini dia 5 alasan kenapa Lemonizen harus menunda mudik lebaran tahun ini!

1.  Kamu bisa saja terpapar risiko penularan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa Covid-19 adalah virus yang mudah ditularkan dari manusia ke manusia lain. Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung maupun menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi. Bahayanya, virus ini dapat bertahan berjam-jam bahkan berhari-hari.
Kegiatan mudik yang memakan waktu perjalanan lama dan melakukan kontak dengan orang lain sangat rawan membuatmu tertular. Kamu bisa saja bertemu orang yang terinfeksi atau menyentuh sesuatu yang terkontaminasi virus. Tidak ada jaminan bahwa fasilitas umum yang kamu gunakan bersih dari kontaminasi Covid-19.

2. Turut berpartisipasi dalam memutus penyebaran Covid-19

Hingga kini diketahui bahwa gejala positif Covid-19 berbeda-beda tergantung kesehatan dan kemampuan imunitas tubuhnya. Oleh karena itu orang tanpa gejala dan orang yang rapid test-nya dinyatakan negatif bisa saja memiliki kemungkinan menjadi pembawa virus kepada orang lain.
Dengan menunda mudik, Lemonizen berkontribusi memutus kemungkinan penyebaran virus secara masif. Apalagi kalau Lemonizen berasal dari kota yang termasuk zona merah ke kota yang jumlah kasusnya lebih sedikit atau malah tidak ada.

3. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai di kampung halaman

Di kota-kota besar dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang banyak, fasilitas kesehatan (termasuk sarana dan tenaga medis) masih menjadi catatan karena kewalahan menangani pasien yang datang begitu banyak. Apalagi fasilitas kesehatan yang ada di kampung halaman. Menunda mudik dapat mengurangi beban para tenaga medis di kampung halaman karena kamu tidak menambah daftar orang dengan risiko terpapar Covid-19.

banner consideration promotion bg blue

4. Ingat, keselamatan keluarga di kampung halaman adalah yang utama

Cek dulu status kampung halamanmu di sini, kalau termasuk daerah rawan dalam pengawasan kamu sebaiknya urungkan dulu niat untuk mudik. Sekalipun termasuk daerah bebas Covid-19, bisa jadi kamu yang dari luar kota memperbesar risiko itu. Kondisi ini tentu saja akan membahayakan keluarga di kampung halaman, pun begitu juga dengan orang-orang di kota tujuanmu.

5. Meski tak bisa mudik, kamu masih bisa tetap kirimkan perhatian untuk keluarga di kampung halaman

Meski tak bisa bertatap muka, silaturahmi harus tetap terjaga. Kamu bisa tetap kirimkan perhatian kepada keluarga di kampung halaman dengan mengucapkan mereka pesan selamat lebaran atau telpon dan video call. Kamu juga bisa mengirimkan paket-paket bahan makanan sehat dan alami agar mereka tetap terjaga di masa pandemi ini. 
Tidak bisa mudik tahun ini mungkin buat Lemonizen merasa kesepian tapi percayalah tidak pulang dulu untuk sementara waktu adalah pilihan terbaik dan justru menjadi bukti bahwa kamu sebenarnya sayang kepada keluarga.

banner decision halal bebas pengawet kategori mie bg lime green

Ingat ya Lemonizen, selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sedia hand sanitizer dan masker kain kalau harus berkegiatan di luar rumah, makan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat dengan cukup dan terapkan physical distancing. Selamat Lebaran bagi yang merayakan!
Artikel ini telah di-review oleh Tim Dokter Mamanesia (dr. Pritta Diyanti, dr. Rizqii Nurdini, dan dr. Kanya Tania)
Privacy Notice

Ikuti media sosial kami