Kenali Baby Blues Syndrome pada Ayah dan 21 Ciri-cirinya!

Kehadiran buah hati sering kali menjadi momen yang paling dinantikan bagi Lemoparents. Namun pada saat yang bersamaan, berbagai kekhawatiran sering muncul dalam benak para calon Ayah. Diantaranya, “Apakah saya akan menjadi Ayah yang baik?”, “Bagaimana cara mengasuh anak yang baik?”, “Apakah saya mampu secara finansial?”, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, kadang kekhawatiran ini mereda. Tetapi apabila tidak ditangani dengan baik, kekhawatiran tersebut dapat tumbuh semakin kuat dan berkembang menjadi baby blues.

 

“Baby blues? Bukannya baby blues hanya dialami oleh para Ibu ya?”

Ternyata para Lemodads juga bisa mengalami baby blues. Menurut penelitian yang dikutip dari Journal of the American Medical Association, 10 persen Ayah mengalami gejala depresi sejak kehamilan istri di trimester pertama sampai sekitar 6 bulan setelah kelahiran anak. Angka ini melonjak tajam sekitar 26 persen setelah anak berusia 3-6 bulan.

 

Baby blues pada Ayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan hormon pada Ayah selama kehamilan dan setelah persalinan, namun belum diketahui apa penyebab pastinya. Kadar testosteron menurun, sedangkan kadar estrogen, prolaktin, dan kortisol meningkat. Beberapa Ayah bahkan mengalami mual dan peningkatan berat badan. Perubahan hormon disertai kurangnya tidur dapat menjadi perfect combo terjadinya baby blues pada Ayah.



 

Selain faktor biologis seperti di atas, faktor psikologis juga berperan dalam menentukan apakah seorang Ayah akan mengalami baby blues atau tidak. Misalnya, fear of fatherhood, takut akan tanggung jawab baru dan berkurangnya kebebasan, kekhawatiran finansial, serta berbagai kekhawatiran terkait peran dan tanggung jawab baru. 

Faktor risiko lainnya yang meningkatkan kemungkinan seorang Ayah mengalami baby blues antara lain, riwayat pernah mengalami depresi sebelumnya, masalah dalam relasi, masalah finansial dan stres, dan anak yang sakit atau lahir prematur. Siapa pun yang mengalami situasi stressful baik secara emosi maupun sosial semakin bisa meningkatkan risiko terjadinya baby blues pada ayah.

Ciri-ciri Baby Blues pada Ayah:

  • Merasa sangat lelah.

  • Cemas.

  • Sangat terobsesi dengan keuangan.

  • Menghindari keluarga, pekerjaan, atau dunia sosial.

  • Menjadi lebih sinis.

  • Konflik dengan pasangan.

  • Kekhawatiran finansial.

  • Gangguan tidur.

  • Merasa tidak berguna dan tidak berdaya.

  • Hilangnya minat terhadap seks.

  • Melakukan perilaku berisiko, seperti judi, selingkuh, atau mengebut saat berkendara.

  • Hilangnya minat melakukan hobi yang disukai.

  • Mudah marah.

  • Perilaku parenting yang buruk.

  • Keluhan fisik, seperti gangguan pencernaan, perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, sakit kepala, mual, dan sebagainya.

  • Merasa sedih.

  • Mudah terpicu emosi.

  • Mengonsumsi alkohol dan narkoba.

  • Sulit membuat keputusan.

  • Merasa frustasi.

  • KDRT.

Perlu diketahui, berbagai macam gejala di atas dapat muncul selama beberapa minggu sampai beberapa bulan apabila tidak segera diatasi. Jika Ayah mengalaminya dan merasa kondisi semakin parah, sebaiknya segera mencari bantuan ahli atau profesional untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat, Lemoparents!

Privacy Notice

Ikuti media sosial kami