Kenapa Penting Batasi Anak Main Gadget?

Tak dapat dimungkiri, anak-anak generasi alfa (mereka yang lahir setelah tahun 2010) sangat lekat dengan gadget baik berupa handphone, televisi, ipad, laptop dan notebook. Generasi ini lahir saat orang tuanya sudah bersentuhan dengan teknologi. Jadi, nggak heran di usia belia mereka biasanya sudah sangat piawai menggunakan gawai dan mengakses informasi dari internet.

Terkenal sebagai generasi yang sudah terpapar teknologi sejak lahir, kira-kira pentingkah membatasi mereka menggunakan gadget di usianya yang masih sangat dini? Lemonilo berbincang dengan Psikolog Anak Adisti F Soegoto, M.Psi untuk mendapatkan jawabannya. Berikut ulasannya!
Kemajuan teknologi sebenarnya punya dua sisi seperti mata uang, bisa positif namun juga bisa negatif di saat yang bersamaan. Positifnya, perkembangan teknologi memudahkan kita berkomunikasi bahkan pada jarak yang jauh sekalipun. Munculnya gadget juga memudahkan kita mengakses informasi. 

Psikolog Anak Adisti F Soegoto menegaskan bahwa idealnya tidak ada gadget untuk anak sampai mereka berusia 2 tahun. 

banner consideration shipping bg blue

Namun di sisi lain, penggunaan gadget tanpa kontrol terutama kepada anak membawa sejumlah dampak negatif pada masa tumbuh kembang mereka. Psikolog Anak Adisti F Soegoto menegaskan bahwa idealnya tidak ada gadget untuk anak sampai mereka berusia 2 tahun. 
Ini karena biasanya, anak usia 0 hingga 5 tahun banyak belajar melalui eksplorasi, bermain dan berinteraksi dengan sekelilingnya. Saat mereka diberikan gadget, perhatian mereka jadi teralihkan dan kesempatan mereka untuk eksplorasi dan berkomunikasi jadi terbatas. 

Ini yang Terjadi Saat Anak Terlalu Sering Main Gadget

Lazimnya, anak-anak menggunakan gadget untuk menonton video, mendengarkan musik, mengakses internet hingga main games. Saat menggunakan gadget biasanya mereka tidak memerhatikan posisi tubuh, jarak antara mata dan layar sehingga berbahaya bagi kesehatannya. Berikut dampak negatif lainnya yang mungkin terjadi pada anak jika ia kecanduan main gadget.

1. Speech or Language Delay

Sumber: Freepik.com/photo by jcomp
Penting dipahami, anak dengan language delay bisa saja mengucapkan kata dengan baik namun kesulitan merangkaikan kata dengan kalimat. 
Anak belajar bicara serta komunikasi melalui berinteraksi dengan orang lain. Jadi, semakin lama membiarkan anak menggunakan gadget maka akan semakin tinggi kecenderungan mereka mengalami keterlambatan bahasa ekspresif.
Setiap menit yang anak habiskan untuk screen time sebanding dengan waktu yang terambil dari mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini akan sangat berpengaruh pada risiko terjadinya speech or language delay pada mereka.

banner consideration promotion bg blue

2. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Sumber: Freepik.com/photo by gpoinstudio
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan perilaku yang membuat anak kesulitan memfokuskan perhatian, hiperaktif dan sulit berkomunikasi dengan orang lain. Ia sulit fokus karena pikirannya hanya tertuju pada gadget dan cenderung rewel berlebihan.

3. Dampak Buruk Pada Perkembangan Karakter

Sumber: Freepik.com/photo by zinkevych
Membebaskan anak dengan gadgetnya di usia yang masih dini akan meningkatkan risiko anak terpapar konten dewasa atau kekerasan yang tidak seharusnya dilihat oleh anak seusianya. Ini akan sangat berpengaruh terhadap perilakunya.
Jangan juga sekali-kali menggunakan gadget sebagai alat untuk menenangkan anak yang menangis karena ini juga akan berpengaruh pada perkembangan pengendalian emosi mereka.

4. Dilanda Cemas Berlebihan

Sumber: Freepik.com/photo by freepik
Candu gadget membuat anak dilanda cemas berlebih saat ia dijauhkan dari gadgetnya. Ia juga bisa tegang dan tantrum tiba-tiba saat tidak bisa mengakses apa yang diinginkan atau saat tidak bisa terkoneksi dengan internet. Lebih parah, hal ini hanya bisa diatasi jika gadgetnya diberikan kembali. Ini membuat anak lebih agresif dan tempramental.

banner decision halal bebas pengawet kategori mie bg lime green

Generasi berganti, pun teknologi semakin berkembang. Orang tua dituntut bisa beradaptasi dengan perubahan agar bisa mendidik anak dengan ideal. Sebab, penting disadari bahwa pola asuh yang diterapkan kepada anak setiap harinya akan sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang mereka.
Privacy Notice

Ikuti media sosial kami