Ketahui 5 Cara Menghitung Laba untuk Kemajuan Usaha Kamu

Bagi seorang pebisnis, cara menghitung laba merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai. Sebab, tujuan utama dari sebuah bisnis tentu memperoleh keuntungan atau laba, bukan? Untuk itu, kamu harus bisa menghitung laba yang sudah berhasil didapatkan.

Hanya saja, penghitungan laba ini melibatkan banyak hal, seperti pemasukan, biaya-biaya, pengeluaran, sampai hal yang tak terduga. Oleh karena itu, pastikan untuk mengelompokkan dan menyusunnya dengan benar.

Pengertian Laba Kotor dan Bersih

Sebelum mempelajari tentang cara penghitungan laba, maka penting untuk memahami pengertian laba kotor dan bersih terlebih dahulu. Hal ini diperlukan, agar kamu tidak salah pemahaman.

Secara sederhana, laba kotor adalah keuntungan yang kamu peroleh dari hasil penjualan produk dikurangi dengan biaya dalam proses produksi. Untuk biaya yang tidak berhubungan dengan produksi, tidak ikut dihitung.

Berbeda dengan laba bersih yang merupakan sisa uang, setelah dikurangi semua biaya dalam periode tertentu. Periode ini tergantung kamu mau menyusunnya secara bulanan atau tahunan.

Cara untuk Menghitung Laba Kotor dan Bersih

Dari pengertian di atas, maka sudah jelas kedudukan kedua laba tersebut di dalam laporan keuangan. Lantas, bagaimana cara penghitungan laba atau keuntungan yang benar?

1. Hitung Pendapatan Bersih

Agar lebih mudah dalam proses perhitungan laba kotor, maka kamu harus mengetahui total pendapatan bersih terlebih dahulu. Adapun rumus yang bisa digunakan, yakni:

Penjualan Bersih = Penjualan – Potongan – Retur

Langkah yang bisa kamu lakukan adalah mengurangi hasil penjualan dengan semua biaya untuk keperluan transaksi. Adapun yang termasuk biaya itu, yakni ongkos kirim, program diskon, barang rusak, dan lain-lain.

2. Hitung Harga Pokok Penjualan

Selain sebagai unsur penentu harga jual, penghitungan harga pokok penjualan juga memengaruhi perolehan laba kotor. Rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung HPP, yakni:

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Persediaan Awal – Pembelian – Persediaan Akhir

3. Hitung Laba Kotor

Seperti pengertian di atas, laba kotor adalah selisih antara penghasilan dari aktivitas penjualan produk dengan biaya pembuatannya. Bagaimana cara menghitungnya?


Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Kamu bisa memperoleh angka-angka ini dari hasil penghitungan di atas. Namun ingat, hasil penjualan itu murni dari hasil jual produk, tidak termasuk pendapatan di luar kegiatan produksi.

4. Hitung Pendapatan dan Biaya Lain

Selain ketiga unsur di atas, ada jenis pendapatan serta biaya lain yang harus ikut kamu hitung. Pendapatan lain bisa berupa hasil penyewaan gedung, penjualan kardus, dan lain-lain.

Berbeda dengan biaya lain yang terdiri dari dua jenis, yakni biaya operasional dan non-operasional. Biaya operasional terdiri dari gaji karyawan, iklan dan promosi, biaya ATK sampai fasilitas.

Adapun yang termasuk dari biaya non-operasional, yakni biaya penyusutan, penyesuaian barang, dan lain-lain. Kamu bisa mengumpulkan semuanya sesuai pos masing-masing (pemasukan dan pengeluaran).

5. Hitung Laba Bersih Usaha

Jika semua poin-poin di atas sudah memberikan hasil, maka tiba saatnya untuk menghitung perolehan laba bersih usaha. Adapun rumus yang bisa kamu terapkan ialah:

Laba Bersih Usaha = Laba Kotor – Beban Usaha – Beban Pajak

Gambaran perhitungannya adalah sebagai berikut:

PT. Satu Dua Tiga sudah menghimpun data laporan laba dan rugi usaha mereka dalam 1 tahun. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih : Rp. 80.000.000

Harga Pokok Penjualan : Rp. 40.000.000

Biaya penjualan atau pemasaran : Rp. 10.000.000

Pajak : Rp. 4.000.000

Biaya administrasi : Rp. 10.000.000

Dari informasi ini, maka laba kotor dari usaha ini adalah:

Laba kotor : Penjualan bersih – HPP

: Rp. 80.000.000 – Rp. 40.000.000

: Rp. 40.000.000

Sementara itu, laba bersihnya adalah:

Laba bersih : Laba Kotor – Beban Usaha – Beban Pajak

: Rp. 40.000.000 – Rp. 20.000.000 – Rp. 4.000.000

: Rp. 16.000.000

Bagaimana, cara menghitung laba kotor dan bersih usaha ternyata sangat simpel, bukan? Sekecil apapun usahamu, jangan sampai melewatkan laporan keuangan. Sebab, ini bisa menjadi landasan dalam mengambil keputusan usaha selanjutnya. Semoga bermanfaat, Lemonizen.

Privacy Notice

Ikuti media sosial kami