Mengenal MSG dan Pengaruhnya pada Kesehatan

Setiap orang tentu ingin setiap hidangannya terasa nikmat dan lezat. Agar berhasil menyajikan hidangan yang lezat, tak sedikit orang yang mengandalkan MSG alias penyedap rasa yang membantu memperkuat rasa makanan. Tapi, tahukah kamu apa itu MSG? Sehatkah MSG untuk tubuh kamu?

Apa itu MSG?

Di Indonesia, MSG sendiri sering dikenal dengan nama vetsin atau micin. Namun, dalam dunia medis ataupun kedokteran, MSG berasal dari kata Monosodium Glutamate, senyawa yang berasal dari jenis asam amino glutamat yang memberi cita rasa gurih sekaligus memperkuat rasa asin dan asam pada makanan.  
Asam amino glutamat ini sebenarnya bisa ditemukan secara alami dalam berbagai bahan makanan, seperti tomat, keju, daging, ikan, jamur, dan berbagai jenis makanan lainnya. Namun, secara alami, tubuh manusia juga memproduksi asam amino glutamat.
Dalam industri makanan komersial, MSG banyak digunakan terutama oleh restoran cepat saji dan produsen makanan siap konsumsi, seperti mie instan, sup kalengan, dan bumbu siap pakai. Sayangnya, tidak semua produk mencantumkan MSG atau Monosodium Glutamate, namun dengan nama lain seperti hydrolyzed protein, sodium caseinate, dan nama lainnya.

Benarkah MSG Berbahaya Bagi Kesehatan?

Konsumsi MSG pada beberapa orang memang memiliki respon yang berbeda-benda. Ada banyak orang yang merasakan reaksi alergi pada tubuh seperti muntah, nyeri pada dada, bengkak atau kebas pada anggota tubuh, dan sesak nafas setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG. 
Di sisi lain, ada juga orang yang merasakan sakit kepala dan pusing setelah konsumsi MSG dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini terjadi karena MSG bisa menyebabkan pembuluh darah pada tubuh Anda menyempit dan melebar. Reaksi pembuluh darah ini memicu aktivitas pada saraf otak, sehingga menyebabkan kamu merasa pusing. Efek ini biasanya akan berhenti setelah konsumsi makanan yang mengandung MSG dihentikan. Selain itu, obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau analgesik juga bisa membantu pemulihan masalah akibat MSG.
 
Tak hanya sampai situ, MSG juga sering dianggap menjadi penyebab menurunnya fungsi kognitif otak, sehingga otak jadi sulit berkonsentrasi, mudah lupa, dan sulit berpikir logis. Istilahnya, otak jadi ‘lemot‘ gara-gara MSG. Hal ini terjadi dikarenakan reseptor pada otak mendapat stimulasi yang berlebihan karena kadar glutamat yang terlalu tinggi. Bila terus terjadi, hal ini justru menyebabkan kematian sel saraf pada otak yang berperan penting dalam fungsi kognitif otak.
 
Reaksi negatif di atas bisa muncul tergantung pada ketahanan dan sensitivitas tubuh. Selain itu, buku Regulasi Asam Amino di Dalam Otak oleh William Pardridge mengatakan bahwa MSG tidak termasuk unsur yang mampu menembus selaput otak. Tubuh juga memiliki mekanisme untuk menyeimbangkan kadar MSG, sehingga konsumsi MSG tidak sampai pada kapasitas untuk mempengaruhi otak. 
Berbagai penelitian lainnya lebih lanjut mendorong keputusan bahwa MSG dinyatakan aman dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang menyatakan bahwa MSG termasuk dalam kategori bahan makanan yang aman digunakan secara umum. Kementerian Kesehatan RI juga menyepakati keputusan ini. 
 
Walaupun relatif aman, konsumsi MSG tentunya harus dibatasi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical Nutrition, MSG disebut sebagai bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi, tapi masyarakat harus lebih bijak mengatur porsi konsumsi MSG dan tetap waspada akan dampak kesehatan yang bisa disebabkan oleh MSG. 
Batas konsumsi MSG yang dianjurkan adalah sekitar 2.5 – 3.5 gram MSG (setengah sendok teh) setiap hari untuk orang dengan berat badan 50 – 70 kg. Batas konsumsi MSG untuk anak-anak tentu lebih sedikit dari anjuran tersebut.
 
Karenanya, kamu harus lebih bijak dalam menggunakan dan mengonsumsi MSG karena tak semua makanan gurih dan lezat baik juga untuk tubuhmu. Sesekali mengonsumsi makanan yang mengandung MSG tentu tidak ada salahnya, asal tidak berlebihan. 
Selalu baca label yang tertera pada kemasan makanan siap saji untuk memastikan kadar MSG yang terkandung di dalamnya. Selain itu, saat menyiapkan hidangan di rumah, pilih kaldu pelezat alami atau memanfaatkan bahan-bahan masakan alami untuk menggantikan MSG. Selain untuk menghindari penggunaan MSG, penggunaan bahan masakan yang segar dan alami tentu lebih sehat dengan kandungan nutrisinya.
Privacy Notice

Ikuti media sosial kami