Pahami Pengertian Phobia Lebih Lanjut dan Mendalam

Kita pasti sudah sering mendengar kata phobia atau fobia. Phobia adalah suatu kondisi pada seseorang dimana dia merasakan takut yang terus menerus, tidak realistis dan berlebihan pada orang, obyek, hewan, aktivitas maupun situasi tertentu. Phobia merupakan salah satu bentuk kecemasan yang muncul pada seseorang dan menjadi sebuah gangguan secara psikis.

Orang yang mengalami phobia seringkali takut pada sesuatu yang tidak masuk akal dan bisa membuatnya histeris ketika melihat ataupun mengalaminya. Phobia bahkan bisa terjadi pada sesuatu yang dianggap sepele secara normal namun membuat yang mengalaminya merasa sangat ketakutan. Contohnya phobia pada hewan kecil seperti kecoa, cicak dan sebagainya.

Apa yang Dimaksud dengan Phobia?

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas bahwa phobia atau fobia adalah perasaan ketakutan yang berlebihan sehingga cenderung tidak realistis pada diri seseorang. Phobia merupakan sebuah gangguan kecemasan dimana penderitanya akan merasa sangat ketakutan pada benda atau objek, orang, hewan, aktivitas dan situasi tertentu. Misalnya takut kalau berada di ruangan sempit dan gelap seperti lift.

Phobia berbeda dengan kecemasan biasa yang akan hilang dengan sendirinya ketika penyebabnya sudah tidak ada atau terkendali. Contohnya cemas karena harus menghadapi ujian maka rasa takut perlahan hilang ketika soal ujian bisa dikerjakan atau sudah selesai dikerjakan.

Rasa cemas dan takut berlebihan pada penderita phobia bisa menyebabkan terganggunya aktivitas normal seperti pekerjaan dan interaksi sosial. Kecemasan pada phobia sifatnya lebih permanen sehingga memicu reaksi fisik dan juga stres psikis.

Apa Saja Jenis Phobia Itu?

Phobia ada beberapa jenis yang dibagi menurut jenis ketakutan yang ditimbulkannya. Kedua jenis phobia yang dimaksud yaitu :

1. Phobia Spesifik

Phobia spesifik adalah rasa ketakutan pada objek, hewan, aktivitas ataupun situasi yang khusus. Phobia jenis ini umum terjadi pada orang dengan usia remaja ataupun masih anak-anak. Beberapa contoh dari phobia spesifik ini adalah :

  • Phobia pada ruang tertutup (claustrophobia).
  • Phobia pada ketinggian.
  • Phobia pada hewan serangga seperti laba-laba.
  • Phobia pada dokter gigi.
  • Phobia melihat darah.
  • Phobia gelap.
  • Phobia kehamilan (tokophobia).

Terkadang seseorang bisa mengalami jenis phobia yang unik misalnya phobia pada kehamilan.

2. Phobia Kompleks

Jenis yang kedua yaitu phobia kompleks dimana biasanya dialami oleh orang yang telah dewasa. Phobia kompleks ini lebih sering dikaitkan dengan rasa takut pada situasi dan kondisi tertentu. Phobia kompleks masih dibagi lagi menjadi 2 yaitu :

a. Agoraphobia

Yaitu rasa ketakutan dan kecemasan pada situasi dimana seseorang merasa sedang berada di tempat yang membuatnya sulit melarikan diri. Bisa juga terjadi ketika seseorang merasa dirinya berada pada situasi tertentu yang membuatnya sulit untuk mendapatkan pertolongan dari orang lain.

b. Phobia sosial

Seperti namanya maka phobia ini berhubungan dengan rasa cemas dan takut ketika seseorang harus menghadapi situasi sosial tertentu. Contohnya, takut dan cemas ketika harus berbicara di depan orang banyak.

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Phobia

Siapapun memang bisa mengalami phobia, namun biasanya munculnya gangguan kecemasan tersebut lebih berisiko pada seseorang dengan kondisi sebagai berikut :

  • Pernah mengalami trauma atau insiden tertentu seperti turbelensi pesawat yang membuatnya menjadi phobia pada angkutan udara tersebut.
  • Mengalami gangguan mental tertentu misalnya OCD, depresi, serangan kepanikan, skizofrenia dan sebagainya.
  • Mempunyai orang tua yang over protective atau malah tidak perhatian sama sekali.
  • Kondisi akibat cedera kepala, kecanduan alkohol ataupun penggunaan narkotika.
  • Penyebab lainnya seperti stres berkepanjangan, adanya anggota keluarga yang mengalami phobia dan sebagainya.

Dari informasi ini, bisa disimpulkan bahwa phobia adalah gangguan kecemasan yang bisa mengganggu aktivitas normal pada seseorang. Oleh sebab itu agar tidak semakin parah perlu dilakukan terapi dan pengobatan kepada ahlinya seperti psikolog atau psikiater.

Privacy Notice

Ikuti media sosial kami